WRITING BY HEART


KBMN PGRI 31 Pertemuan ke-9

Nara Sumber : Mutmainah, M.Pd

Assalamu'alaikum Warohmatullahiwabarokatuh.

Salam literasi sahabat nusantara.

Kegiatan KBMN PGRI 31 hari ini dengan materi "Writing By Heart". dengan narasumber kita ibu Mutmainah, M.Pd.

Kita merasai senang, suka, sedih, bingung, khawatir, bahkan jatuh cinta dan patah hati menggunakan hati. HEART.πŸ’Segala yang kita sampaikan dari hati, maka akan sampai ke hati pula. Bagaimana jika menulis dengan melibatkan hati, apakah akan sampai pula ke hati pembacanya? 

Seru.... Pasti.... Terus bagaimana caranya? Sulitkah? Tekniknya apakah sama? 

Yuk ikuti materinya...




Tips menulis dengan hati 

1. Libatkan emosi. 

        Emosi yang dimaksud disini adalah emosi yg positif ya.... 
Tulis apa saja yang kita rasakan, kita amati, dan kita dengarkan. Tulis semuanya apa adanya, tanpa perlu diedit terlebih dahulu. Jika kita menulis sambil mengedit tulisan kita tidak akan  jadi. Saat menulis libatkan emosi kita. Beri warna dan rasa pada tulisan kita. Saat kita menuliskan tentang kesedihan gambarkan kesedihan itu. Bagaimana rasanya sedih, tulis saja seperti kita sedang berbicara curhat pada  sahabat kita jika kita sedang sedih. Saat kita sedang marah sampaikan rasa amarah itu dalam kata kata. Sehingga seolah pembaca merasakan aura kemarahan kita.
        Mengapa suasana dan emosi dirasa perlu untuk diolah lalu dituangkan ke dalam tulisan? Karena saat kita menulis dengan memainkan suasana dan emosi, maka tulisan yang dibuat pun akan memiliki rasa sehingga pembaca pun akan menikmati tulisan yang dibuat. Namun jangan salah menempatkan emosi, apabila kita sedang dalam keadaan marah atau sedih jangan memaksa untuk menulis tulisan yang menyenangkan karena mood nya tidak sesuai dengan ide yang akan dituliskan.

        Dalam menulis, jangan ragu untuk menuangkan semua ide yang kita miliki. Anggap saja sama seperti menulis diary namun dengan berbagai bentuk tulisan. Saat sudah terbiasa, menulis pun akan menjadi kegiatan yang menyenangkan dan bahkan membuat candu kepada orang yang melakukannya

 2. Libatkan panca indera. 

"Tiga sahabat itu meringkuk ketakutan. Di tengah samudra biru, mereka terombang-ambing diatas kapal yang sudah lubang sana sini. Tangan mereka terikat jaring dengan kuat, sementara mulut kelu dalam gigil kedinginan. 
Dari kejauhan .Sesosok makhluk yang besar semakin mendekati mereka. Makhluk itu sangat besar, tingginya melebihi pohon kelapa. Badannya sebesar gedung tingkat delapan. Surainya mencuat tinggi berwarna keperakan disinari matahari. Entah makhluk apa yang mereka lihat. Matanya yang merah menampakkan amarah. Makhluk itu sangat besar, tingginya melebihi pohon kelapa. Badannya sebesar gedung tingkat delapan. Surainya mencuat tinggi berwarna keperakan disinari matahari. Entah makhluk apa yang mereka lihat. Matanya yang merah menampakkan amarah. Makhluk itu menghantamkan ekornya dengan kuat. Byuuuurrrr, seketika air laut bergejolak setinggi 30 meter. Baju mereka basah kuyup, rasa dingin bukan masalah terbesar mereka. Tapi tatapan marah ikan itu. Ikan itu semakin mendekati mereka. Satu ayunan sirip lagi, akan tiba dihadapan mereka."

Ooh bagaimana nasib ketiga sahabat itu selanjutnya?

Naah bagaimana saat bpk/ibu membaca paragraf ini. 

Tentu kita juga merasakan dingin, dan ketakutan seperti ketiga sahabat itu bukan. 

Jadikan tulisan kita memiliki rasa takut, senang, melalui melihat, mendengar, membau. Libatkan semua panca indera.

3. Tulis sesuatu yang kita sukai. 

Bapak ibu pasti pernah merasa jatuh cinta kan? Bagaimana kita menggambarkan orang yang kita sukai. Hemmm pasti paket lengkap untuk mendeskripsikannya. Mulai wajahnya  penampilannya, sikapnya. Bahkan senyumnya pun kita bisa melukiskannya dengan jelas. 

Kenapa bisa seperti itu? 

Kuncinya karena SUKA

Jangan menulis sesuatu yang tidak kita sukai. Ibaratnya jika Anda tidak menyukai minum kopi, jangan memaksa minum kopi. Pasti tidak akan menggambarksn kopi itu secara obyektif bukan? 

Intinya tulis yang kita sukai. Jangan menulis karena terpaksa. Ingat tulisan yang ditulis dengan terpaksa hanya akan berupa rangkaian huruf tanpa nyawa. Kosong, bisu dan tak membekas di hati pembaca.

Menulis adalah soal perasaan. Tidak cukup hanya pengetahuan, seorang penulis harus memiliki pemahaman. Pemahaman dimulai dari memahami diri sendiri baru memahami orang lain. Penulis yang punya rasa akan menjadi sensitif dan mampu menangkap banyak hal. Efek ke tulisan, tulisannya akan menjadi lebih dalam dan dapat dimaknai oleh pembaca karena menyentuh pembaca. Dengan melibatkan rasa, penulis akan merasakan pengalaman keterlibatan sesuatu yang menggelegak dari dalam dirinya dan hal itu kemudian akan ditangkap oleh pembacanya. Merasa nggak?

Menulis adalah seni. Seni adalah keindahan. Seni adalah kreativitas. Seni juga bisa berarti jalan. Dengan seni, penulis memiliki jalan yang otentik di dalam karya-karyanya yang sulit ditiru oleh orang lain. Jadi hal ini adalah sebuah ciri khas mendalam dari penulis.

 4. Jangan Mengharap Pujian. 

Niatkan dalam hati yang pertama kata2 berikut ini. 

UNTUK APA KITA MENULIS? 

Jika kita menulis hanya karena pujian, orientasi kita bukan pada segi manfaat tulisan kita. Tapi semata mata karena ingin dipuji. Dan saat tulisan kita sepi dari pujian maka kita akan badmood bahkan malas untuk menulis.

5. Who dan do. 

Who artinya kenali siapa yang akan membaca tulisan kita. 

Jika kita ingin tulisan kita mengena pada remaja maka posisikan diri kita sebagai remaja. Mulai dari gaya bahasa, topik dan hal- hal yang lagi digandrungi remaja. 

Jadikan diri bpk/ibu sebagai pembaca. 

Do artinya pesan apa yang ingin kita sampaikan pada pembaca. Dengan harapan pembaca akan melakukan apa yang kita tulis dan kita harapkan sesuai tujuan tulisan kita.

6. READ AND READ. 

Seorang penulis hendaknya suka membaca. Ibarat kendaraan maka membaca adalah bahan bakar seorang penulis. Dengan membaca kita akan kaya akan ide, bahasa dan bahan menulis.

Dikutip dari Rencanamu.id (24/09/18), hasil dari penelitian Stephen D. Krashen dalam bukunya yang berjudul Writing: Research, Theory, and Application , bahwa ada hubungan antara kegiatan membaca dan menulis. Responden yang merupakan para penulis itu ternyata gemar membaca sejak kecil dan mengaku sudah terbiasa menulis sejak masih sekolah.

Jadi, semakin banyak seseorang membaca, wawasan dan pengatahuannya pun akan semakin luas, sehingga memiliki banyak referensi atau ide untuk menulis. Dengan kata lain, tiap kalimat yang dituliskan akan mengalir mudah, karena sudah mempunyai bekal informasi.

7. JUJUR

Mulutmu bisa berbohong tapi tulisanmu tidak

Kata orang apa yang tertulis tak mampu berbohong bahwa tulisan adalah isi hati penulis, saat matamu bisa berbohong maka tulisanmu tidak, artinya tulisan kita adalah gambaran dari kita

8. Konsisten. 

Poin yang ke 8 ini sangat mudah dikatakan tapi susah dilakukan. Ibarat berjalan selalu ada karang  yang menghadang. Angin badai menerpa, meruntuhkan kesadaran. Tapi yakinlah itu semua hanya kerikil tajam sandungan Kan memperkokoh genggaman tangan dalam satu TUJUAN yakni menjadi penulis.

Saat lelah mendera, pikiran buntu, atau writer block menyerang istirahatlah. Tapi setelah itu ayunkan kaki lebih tinggi. Tulisan yang dibuat dengan hati akan sampai pada hati pula. Tulisan itu akan membius dan membekas dihati pembacanya. Saat tulisan kita memiliki soul, maka tulisan itu tidak akan membosankan. Melekat dalam ingatan.


1. Lebih menyentuh pembaca

        Tulisan yang dihasilkan dari luapan emosi, akan lebih menggugah pembaca. Sebaiknya tulisan yang datar, akan terasa membosankan. Saat menulis, Anda tidak hanya memproduksi kata-kata, namun Anda tengah memproduksi rasa. Maka hadirkan perasaan dan emosi positif saat menulis. Instal dalam diri Anda emosi positif sehingga membanjiri diri Anda selama proses menulis. Emosi positif ini akan membimbing untuk terus menerus mengeluarkan kata-kata. 

Coba rasakan tulisan Anda yang terbimbing oleh emosi positif, pasti sangat berbeda dengan apabila tulisan terbimbing oleh emosi negatif.



2. Ketika kita sedang menulis sebuah novel sepenuh jiwa, maka tulisan tersebut akan memiliki nyawa dan seolah-olah bisa dirasakan secara nyata oleh pembaca. Kita pasti pernah kan membaca sebuah buku yang membuat kita merasa masih larut dalam cerita meskipun sudah selesai membacanya? Bisa jadi penulis buku tersebut sangat menjiwai tulisannya.

3. Lebih mudah menyusun cerita. 

Tentu kita pernah merasakan Writer Block . Tak ada ide menulis. 
Jangankan menulis paragraf. Membuat kalimat saja kadang tak terangkai. 
Maka cobalah menulis dengan hati. 

Tulis semua yang ada disekeliling kita, rasakan dengan indera kita. 
Tulis saja, tanpa mengindahkan kaidah penulisan. 
Tulis seolah kita berbicara. 
Menulislah dengan berbagi rasa lewat abjad, dan menyentuh hati pembaca lewat tulisan.
Bandingkan dua tulisan ini 

Contoh menulis melibatkan hati dan tidak melibatkan hati

1. Hari ini hujan turun dengan lebat. Budi sang penjual koran duduk kedingian di trotoar dengan menahan rasa lapar. 

2. Awan mendung terlihat menghitam, suara tetesan hujan semakin menderas. Sesekali terdengar cahaya kilat dan suara petir memekakkan telinga. Si budi kecil penjual koran, menggigil dalam beku. Matanya perih menahan tetesan hujan. Mulutnya membiru, seakan membeku. tangan dan kakinya kelu dan lunglai menahan lapar seharian. Tuhan berikan rezeki untuk bisa kumakan hari ini pintanya syahdu memandang awan kelabu.

Tulisan Yang pertama B aja. 
Sedangkan tulisan yang kedua menyentuh
Contoh no 2 tentu lebih menyentuh dan ngena karena di tulis sepenuh hati, beda dengan nomor 1 yang terasa datar


TANYA JAWAB

P : Bagaimana cara mengelola waktu untuk menulis agar tidak putus ide dalam satu masalah?
J : Istirahat dulu sbentar pak jangn terlalu ngoyo, bisa dengerin musik dulu, atau olahraga  begitu ada ide lagi tulis lagi, sebb kalo enggk segera ditulis, si ide bisa menghilang kembali.membaca buku sebagai salah satu cara untuk kembali menyegarkan dan membangkitkan ide2 baru

P : Narasumber yang hebat, saya buntu setiap menentukan judul yang tepat. Bagaimana cara jitu memilih kata kata spesial untuk judul sesuai dengan konten tertuang ? 
J : Cara Penting Menentukan Judul 
✅Mencakup Pikiran Pokok dalam Tulisan. 
✅ Cari diksi yang Tepat.
✅Membuat Pembaca Penasaran. 
✅Tidak Terlalu Panjang. 
✅Tidak Bertele-tele dan Mudah Dipahami.


Setiap kita adalah karya indah... 
Setiap kita adalah buku sejarah... 
Tergantung kita akan menutup atau membuka sejarah. 

Membuka, dan  menarikan setiap deretan huruf kenangan. Menggoreskan kisah sejarah dalam keabadiaan. Dikenang dalam peradaban. 

Ataukah... 

Mengunci rapat buku itu. Dan hanya kita yang tahu. 
Tertinggal.... Terlewat... Terkubur tanpa kenangan. 
Dan terlupakan tanpa perayaan. 

Hanya kita bisa yang menentukan. Jadikan kisah kita abadi dalam ingatan sejarah. 

Sekarang atau tergerus roda kesibukan. 

Karena satu ons tindakan nyata lebih berharga dari satu ton niatan.

Terimakasih untuk nara sumber kita, semoga bermanfaat untuk kita semua.

Wassalamu'alaikum Warohmatullahiwabarokatuh.

Komentar

  1. Resume yang lengkap..
    Kita Saling menyemangati ya Bu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih Bu. Semangat untuk kita semua untuk bisa menulis.

      Hapus
  2. Resume luar biasa membuat kita semakin yakin untuk terus berusaha.
    Semangat

    BalasHapus
  3. Mantap, luar biasa, resumenya sungguh lengkapπŸ‘πŸ‘

    BalasHapus
  4. Poin-poin penting dalam uraian keren bgt.

    BalasHapus
  5. Mantul ibu.... tertulis rapih dan jelas dibaca :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

LKPD GELOMBANG BERJALAN DAN STASIONER FISIKA KELAS XI

MENULISLAH SETIAP HARI

Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1