DIKSI DAN SENI BAHASA
KBMN PGRI 31, Pertemuan ke-19
Nara Sumber : Maydearly
Assalamu'alakum Wr.Wb.
Salam Literasi Sahabat Nusantara.
Kegiatan KBMN PGRI 31 hari ini dengan materi "Diksi dan Seni Bahasa". Bersama nara sumber Ibu Maydearly. dan Moderator ibu Mutmainah, M.Pd.
Narasumber kita malam ini Maydearly . Berasal dari provinsi Banten. Tepatnya Kabupaten Lebak. Sebuah kota kecil yang kaya akan budaya. Terkenal dengan motto Lebak Unique karena mendiami tempat yang benar-benar unik. Mendapat gelar The Queen of diction karena keahliannya menulis diksi-diksi indah dalam puisi. Beliau seorang Guru, Bloger, motivator dan juga novelis. Salah satu karyanya yang booming dan dibeli oleh orang nomor satu kabupaten Lebak adalah buku Januari Dalam Kenangan, sebuah buku yang menghimpun kisah korban bencana alam di Kabupaten Lebak yang terjadi pada tanggal 1 Januari 2020 silam.
Sebagai penulis, penggemar bahasa dan sastra pasti peka akan bahasa indah yang menggugah selera dan rasa. Semudah melentingkan nafas di udara. Begitu pula menuliskan untaian kalimat indah yang kita kenal dengan DIKSI.
Tuan dan Nyonya di Seberang ingatan,
"Dengan sinar senja yang meluncur lembut di balik perbukitan, pertemuan malam ini terbentang di depan mata kita lewat beranda virtual seperti lukisan kuno yang menghidupkan nuansa sejarah dengan sapuan warna yang halus dan penuh makna"
Sebelum kita mulai, izinkan saya menyapa sang Rembulan
Wahai Andika Rembulan yang tersenyum nan kemilau, malam ini aku mengeja do'a penuh pesona, di lembah pasrah penuh penghambaan, berharap malam ini penuh berkah seraya merapal Basmallah.
AROMA CINTA
@Bu Kanjeng
mewah merekah
hawa cinta
merebak di mana-mana
dari ruas jalan
yang disusuri
dari setiap
suapan makanan
di kedai sederhana.
![](https://www.blogger.com/img/transparent.gif)
Menurut KBBI, diksi adalah pilihan kata yang tepat serta selaras dan bertujuan agar pembaca dapat memahami teks dalam tulisan. Diksi lahir untuk memberikan ruh agar sebuah kata memiliki kepantasan yang lebih bermakna. Dengan Diksi, kita akan lebih merasakan warna dan rasa untuk setiap kalimat. Dahulu, sejarahwan Yunani bernama Aristoteles memperkenalkan Diksi untuk menulis puisi. Kini, Diksi berkembang pesat tidak hanya pada puisi tapi juga digunakan untuk memperindah bahasa sebagai padanan kata agar lebih terasa maknanya.
Dalam konteks sastra atau tulisan kreatif, keindahan diksi sangat penting karena dapat mempengaruhi bagaimana pembaca merespons dan menghayati karya tersebut. Kata-kata yang dipilih dengan cermat tidak hanya memperkaya pengalaman membaca tetapi juga dapat mengekspresikan nuansa, emosi, atau gambaran dengan lebih mendalam.
Jadi, untuk mencapai keindahan diksi, penulis perlu memperhatikan konteks penggunaan kata-kata, pemilihan kosakata yang sesuai dengan nada atau suasana yang diinginkan, serta kemampuan untuk menggambarkan atau menggambarkan dengan cara yang unik dan menarik.
Diksi adalah tentang rasa yang hadir dari logika. Ketika jiwa kita dihadirkan dalam sebuah tulisan, maka akan dengan mudah merangkai kata yang indah penuh Diksi.
Tuan dan Nyonya yang penuh dengan harapan dan kebahagiaan
William Shakespeare dikenal dengan penggunaan diksi yang kaya dan puitis dalam karya-karyanya. Diksi merujuk pada pilihan kata-kata yang digunakan dalam tulisannya, dan Shakespeare terampil dalam memilih kata-kata yang tepat untuk menciptakan nuansa, gambaran, dan emosi yang mendalam dalam karya-karyanya seperti drama dan puisi.
Salah satu karya William Shakespeare yang terkenal adalah Romeo and Juliet: Karya ini memperlihatkan diksi yang romantis dan ekspresif, dengan dialog-dialog yang puitis antara kedua tokoh utama.
Pertanyaanya, Bagaimana cara kita merangkai sebuah diksi menjadi suatu frase yang indah? Apa terasa sulit?
Disini, Maydearly akan memberikan tips mudah bagaimana menciptakan khazanah Diksi yang menawan.
Ada 5 Jurus jitu yang bisa kita gunakan untuk mengembangkan/menggali bakat kita dalam berdiksi
- Deskripsi Fisik: Menggunakan kata-kata yang merujuk pada sensasi fisik yang dirasakan oleh karakter atau objek dalam cerita. Misalnya, "rasa kasar batu yang menggores telapak tangan" atau "kelembutan bulu halus yang menyentuh pipi".
- Ekspresi Emosi: Mendeskripsikan bagaimana indera sentuhan mempengaruhi suasana hati atau emosi seseorang. Contohnya, "rasa dingin membelai kulitnya membuatnya merasa kesepian" atau "kehangatan pelukan memenuhi hatinya dengan kedamaian"
- Nuansa dan Atmosfer: Menggunakan sensasi sentuhan untuk membangun nuansa atau atmosfer dalam sebuah setting. Misalnya, "angin sepoi-sepoi menyentuh kulit mereka dengan lembut di tepi pantai yang sunyi" atau "hujan deras yang membasahi bumi dengan kelembutan."
- Metafora dan Personifikasi: Menggunakan sentuhan secara metaforis untuk menggambarkan pengalaman atau objek secara lebih mendalam. Contohnya, "sinar matahari merayap seperti jemari emas yang membelai tanah gersang" atau "suara angin di pepohonan menggelembung seperti suara tawa anak-anak yang bermain."
Sekumpulan Bintang menjadi saksi bisu yang mempertemukan aku dan kamu di malam ini. Sebuah pertemuan yang akan selalu merayap dalam labirin ingatan
Semoga pertemuan malam ini, menjadi celengan rindu antara Maydearly dan para penulis Nusantara😍
Sebuah rindu yang mengalun di antara pori-pori dan busana, mengalun dalam dingin portal gelora, bersekutu dengan jiwa dan sukma😍😍 hingga setiap tatap bertanya siapa Maydearly?😆
Kedua Sense of smell atau indera penciuman adalah elemen penting dalam berdiksi karena dapat menambah kedalaman dan kehidupan dalam deskripsi pengalaman atau suasana. Berikut adalah beberapa cara di mana sense of smell dapat digunakan dalam berdiksi:
- Deskripsi Lingkungan: Menggunakan aroma untuk menggambarkan lokasi atau lingkungan dengan lebih jelas. Contohnya, "aroma bunga melati yang menyegarkan memenuhi udara di taman itu" atau "bau tanah basah setelah hujan turun sepanjang malam."
- Karakterisasi: Menambahkan aroma untuk menggambarkan karakter atau suasana hati. Misalnya, "parfum mewah yang menguar dari lehernya menunjukkan keanggunan dan kepercayaan dirinya" atau "bau rokok dan alkohol yang menusuk hidung menggambarkan gaya hidupnya yang kasar."
- Memori dan Emosi: Menggunakan aroma untuk memicu memori atau mengekspresikan emosi karakter. Contohnya, "aroma kue mangga yang manis membawa kenangan masa kecilnya yang bahagia" atau "bau bensin yang tajam memicu kecemasan dalam dirinya."
- Metafora dan Simbolisme: Menggunakan aroma secara metaforis untuk menggambarkan suasana atau konsep. Misalnya, "bau kemarahan yang menyengat terasa di udara" atau "aroma kebohongan yang terasa menyengat di ruang rapat itu."
Hati Maydearly dan Para penulis Nusantara adalah prosa dalam tanda koma, tak perlu diakhiri dalam bait dan titik, karena jua dan jumpa akan menjadi cita-cita paling gulana
Ketiga Sense of taste atau indera perasa, juga dapat digunakan dengan efektif dalam berdiksi untuk memperkaya pengalaman pembaca dengan sensasi-sensasi yang berkaitan dengan rasa. Berikut adalah beberapa cara di mana sense of taste dapat dimanfaatkan dalam berdiksi:
- Deskripsi Makanan dan Minuman: Menggunakan rasa untuk menggambarkan makanan atau minuman dengan lebih jelas. Contohnya, "rasa manis dari cokelat leleh mengalir di lidahnya" atau "rasa pedas dari sambal yang membara memenuhi seluruh mulutnya."
- Ekspresi Emosi atau Perasaan: Menggunakan rasa untuk mengekspresikan emosi atau perasaan karakter. Misalnya, "rasa getir kecewa yang seperti pahit di ujung lidahnya" atau "rasa gembira yang segar seperti buah-buahan tropis yang manis."
Maydearly menghitung rupa sejarah, dalam dilatasi waktu yang dibersamai embun, duduk di antara sepotong hati, termenung di antara bayangan dan ingatan, 'Whispered the story of us' iya, berbisik tentang pertemuan kita di malam ini, di kelas ini.
Keempat "Sensasi jurnalisme" merujuk pada cara penggunaan diksi yang khas dalam konteks jurnalisme untuk menyampaikan berita atau cerita dengan cara yang informatif, jelas, dan terkadang juga memikat.
Untukmu, Tuan dan Nyonya di seberang lamunan, semoga malam ini menjadi penyebab Candu, hingga kita aduk rasa cemas menjadi gelagat rindu sangat jelas. Rindu memikat kata nan menawan, rindu melangitkan aksara nan rupawan
Kelima Sense of hearing atau indera pendengaran dapat diterapkan secara efektif dalam berdiksi untuk menciptakan pengalaman auditori yang kuat dalam tulisan. Berikut beberapa cara menggunakan sense of hearing dalam berdiksi:
- Deskripsi Suara: Menggunakan kata-kata untuk menggambarkan berbagai jenis suara dengan detail. Misalnya, "derap langkah kaki yang cepat di lorong yang sepi" atau "gemerisik daun kering yang disapu angin."
- Atmosfer dan Nuansa: Suara dapat digunakan untuk membangun atmosfer atau nuansa tertentu dalam sebuah setting. Contohnya, "gemuruh petir yang menggetarkan jendela" untuk menciptakan ketegangan atau "suara riuh kerumunan yang memenuhi pasar pagi."
- Ekspresi Emosi: Suara juga dapat mengekspresikan emosi atau perasaan. Misalnya, "senandung riang anak-anak yang bermain di halaman sekolah" atau "ratapan sedih yang terdengar di ruang tengah rumah duka."
- Simbolisme dan Metafora: Suara dapat digunakan secara metaforis untuk menyampaikan makna yang lebih dalam. Contohnya, "suara jangkrik malam yang menyiratkan kesepian di hatinya" atau "nyanyian angin yang membawa berita baik."
CONTOH DIKSI
- Pemilihan Kata yang Tepat: Gunakan kata-kata yang kaya akan makna dan dapat menggambarkan secara mendalam perasaan atau gambaran yang ingin kita sampaikan. Disini kita perlu apik memilih Diksi.
- Imajinasi dan Gambaran: Bangunlah gambaran yang kuat melalui imajinasi. Puisi yang kuat biasanya mampu membangkitkan visualisasi atau pengalaman yang mendalam bagi pembacanya.
- Penggunaan Metafora dan Simbol: Metafora dan simbol dapat menambah kedalaman puisi Anda. Gunakanlah dengan bijak untuk menyampaikan makna yang lebih dalam.
- Emosi dan Kejujuran: Tulislah dengan emosi yang jujur dan autentik. Puisi yang kuat sering kali berasal dari pengalaman pribadi yang mendalam.
- Istirahat dan Jeda: Beri diri kita waktu untuk beristirahat dari menulis. Kadang-kadang, ide-ide akan muncul ketika pikiran kita lebih tenang.
- Catat Ide-ide Pendek: Jika kita mendapatkan kilasan ide, segera catat dalam bentuk poin atau kalimat pendek untuk dijelajahi lebih lanjut nanti.
- Spesifik dan Tepat: Pilih kata-kata yang spesifik dan tepat untuk menggambarkan apa yang ingin Anda sampaikan. Hindari penggunaan kata-kata umum atau ambigu yang dapat membingungkan pembaca.
- Hindari Kata-Kata Klise: Hindari penggunaan kata-kata klise atau terlalu umum yang dapat membuat kalimat terdengar biasa dan kurang mengesankan.
- Perhatikan Nuansa: Pertimbangkan nuansa atau konotasi dari kata-kata yang Anda pilih. Misalnya, kata-kata dengan konotasi positif, negatif, atau netral dapat mempengaruhi bagaimana kalimat dipahami.
- Tulis dengan Kehadiran Emosional: Sisipkan perasaan Anda sendiri ke dalam tulisan. Pikirkan tentang apa yang membuat kita tertarik atau terhubung emosional dengan topik atau tema yang kita tulis
- Jadilah Jujur dan Autentik: Tulislah dengan kejujuran tentang apa yang kita rasakan atau alami. Pembaca bisa merasakan kejujuran dalam kata-kata kita.
- Gunakan Detail yang Kaya: Deskripsikan adegan, karakter, atau pengalaman dengan detail yang kaya dan spesifik. Ini membantu membawa pembaca ke dalam pengalaman yang kita ciptakan.
- Jelajahi Konflik dan Emosi: Jangan takut untuk menjelajahi konflik emosional atau dilema dalam tulisan kita. Ini memberi dimensi dan kedalaman pada tulisan kita.
Keren sekali :)
BalasHapusTerimakasih bu
HapusMantap👍👍
BalasHapus