KONSEP BUKU NON FIKSI


KBMN PGRI 31, Pertemuan ke-15

Nara Sumber : Musiin, M.Pd.


Assalamu'alakum Wr.Wb.

Salam Literasi Sahabat Nusantara.

Kegiatan KBMN PGRI 31 hari ini dengan materi "Konsep Buku Non Fiksi". Bersama nara sumber Ibu Musiin, M.Pd... dan Moderator Ibu Lely Suryani, S.Pd.SD.


Apa itu buku Non Fiksi?

๐Ÿ“–   Buku nonfiksi merupakan buku yang dibuat berdasarkan fakta dan kenyataan.

๐Ÿ“–   Isi dari buku nonfiksi adalah informasi, pengetahuan, atau wawasan. 

๐Ÿ“–Tujuan penulisan buku nonfiksi ialah menyajikan temuan baru atau  penyempurnaan dari informasi yang sudah ada.

Apakah rumit membuatnya? 

Tidak ada yang rumit jika kita tahu ilmu dan teknisnya. 

Bagaimana caranya, apa saja isinya, dimulai dari apa? 

Tentu saja dimulai dari masuk kelas malam ini. 

Agar lebih mantap, masuk kelas malam ini yuuuk.... 


    Menulis bukanlah keterampilan yang mudah. Berbagai penelitian bahasa menunjukkan di antara empat keterampilan berbahasa, menulis dianggap paling sulit. Menulis tidak semudah berbicara, semudah bergosip . Justru tantangannya ada karena sulit. Perjuangan menjadi penulis dengan mengikuti kelas menulis, membuat resume, menghasilkan buku, maka akan lahir CINTA MENULIS.

    Pengertian buku nonfiksi menurut KBBI adalah  Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, pengertian buku non fiksi adalah yang tidak bersifat fiksi, tetapi berdasarkan fakta dan kenyataan (tentang karya sastra, karangan, dan sebagainya).

    Hal tersebut yang membuat buku non fiksi sering dijadikan sumber informasi oleh para pembaca. Adapun bahasa yang digunakan biasanya bahasa denotatif atau bahasa sebenarnya, jadi pembaca dapat langsung memahami maksud dari isi buku.

Dalam penulisan buku nonfiksi ada 3 pola yakni:

1. Pola Hierarkis (Buku disusun berdasarkan tahapan dari mudah ke sulit atau dari                      sederhana ke rumit) 

        Contoh: Buku Pelajaran

2. Pola Prosedural (Buku disusun berdasarkan urutan proses.

        Contoh: Buku Panduan

3.    Pola Klaster (Buku disusun secara poin per poin atau butir per butir. Pola ini diterapkan          pada buku-buku kumpulan tulisan atau kumpulan bab yang dalam hal ini antarbab setara) 

Buku tentang kemampuan numerasi memakai pola nomer 1.


Proses penulisan buku terdiri dari 5  langkah, yakni :

1. Pratulis

2. Menulis Draf

3. Merevisi Draf

4. Menyunting Naskah

5. Menerbitkan

Langkah Pertama  Pratulis :

1. Menentukan tema

2. Menemukan ide

3. Merencanakan jenis tulisan

4. Mengumpulkan bahan tulisan

5. Bertukar pikiran

6. Menyusun daftar

7. Meriset

8. Membuat Mind Mapping

9. Menyusun kerangka

Contoh praktik baik yang di lakukan di kelas. 

Tema numerasi " Meningkatkan kemampuan numerasi pada peserta didik kelas bawah". Ini adalah salah satu praktik baik yang sudah Bapak Ibu lakukan.  Saya yakin ini sudah ada dokumentasi yang lengkap, baik berupa dat dan foto-foto.

Tema bisa ditentukan satu saja dalam sebuah buku. Tema dari buku nonfiksi adalah parenting, pendidikan, motivasi dll. 

Untuk melanjutkan dari tema menjadi sebuah ide yang menarik, penulis bisa mendapatkan dari berbagai hal, contohnya :

1. Pengalaman pribadi

2. Pengalaman orang lain

3. Berita di media massa

4. Status Facebook/Twitter/Whatsapp/Instagram

5. Imajinasi

6. Mengamati lingkungan

7. Perenungan

8. Membaca buku

Bahkan bisa dapat ide pada saat scrolling tik tok. Nah di PMM ada bagian video inspirasi, bukti karya dan ide praktik.  Nah ide tulisan bisa diambil dari 3 sumber tersebut.

Dari pengalaman orang lain, Bapak Ibu bisa mendapatkan inspirasi untuk dilakukan di kelas. Tulisan yang berdasarkan pengalaman pribadi akan lebih mudah untuk dituliskan karena nyata dan sudah melekat ke diri Bapak Ibu.

Tema yang saya angkat di buku saya adalah pendidikan. Ide berasal dari berita di media massa,  mengamati lingkungan serta diperkuat dari materi di Prof EKOJI Channel dengan judul Digital Mindset (The Key to Transform Your Organization) yang tayang pada tanggal 20 Maret 2020

Referensi berasal dari data dan fakta yang saya peroleh dari literasi di internet.

Referensi terdiri dari :

1 . Pengetahuan yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal ;

2. Keterampi lan yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal ;

3. Pengalaman yang diperoleh sejak bal i ta hingga saat ini ;

4. Penemuan yang telah didapatkan.

5. Pemikiran yang telah direnungkan

Tahap berikutnya membuat kerangka.Kerangka ini saya ajukan ke Prof. Eko dan disetujui untuk melanjutkan ke proses penulisan.

BAB 1 Penggunaan Internet Di Indonesia

A. Pembagian Generasi Pengguna Internet

B. Karakteristik Generasi Dalam Berinternet

BAB 2 Media Sosial

A. Media Sosial

B. UU ITE

C. Kejahatan di Media Sosial

BAB 3 Literasi Digital

A. Pengertian

B. Elemen

C. Pengembangan

D. Kerangka Literasi Digital

E. Level Kompetensi Literasi Digital

F. Manfaat

G. Penerapan Literasi Digital Pada Lintas Generasi

H. Kewargaan Digital

BAB 4 Ekosistem Literasi Digital Di Nusantara

A. Keluarga

B. Sekolah

C. Masyarakat

BAB 5 Literasi Digital Untuk Membangun Digital Mindset Warganet 

A. Perkembangan Gerakan Literasi Digital Di Indonesia

B. Literasi Digital Tanpa Digital Mindset Di Indonesia

C. Membangun Digital Mindset Warganet +62


Dalam menulis isi buku berdasarkan kerangka yang dibuat, saya mengikuti nasehat Pak Yulius Roma Patandean di Channel beliau (https://www.youtube.com/watch?v=eePQwyHAcjw&feature=youtu.be)

Beliau juga akan memberikan materi kepada Bapak Ibu dan langkah beliau sangat mujarab 


Dengan mengikuti langkah beliau, tulisan kita menjadi rapi dan tertata sejak awal. Daftar isi, kutipan, indeks dan daftar pustaka tertata secara otomatis.

Bagaimanakah anatomi buku nonfiksi?

Langkah Pertama :  Anotomi Buku

1. Halaman Judul

2. Halaman Persembahan (OPSIONAL)

3. Halaman Daftar Isi

4. Halaman Kata Pengantar (OPSIONAL, minta kepada tokoh yang berpengaruh)

5. Halaman Prakata

6. Halaman Ucapan Terima Kasih (OPSIONAL)

7. Bagian /Bab

8. Halaman Lampiran (OPSIONAL)

9. Halaman Glosarium

10. Halaman Daftar Pustaka

11. Halaman Indeks

Langkah kedua : Menulis Draf

1. Menuangkan konsep tulisan ke tulisan dengan prinsip bebas

2. Tidak mementingkan kesempurnaan, tetapi lebih pada bagaimana ide dituliskan

Langkah ketiga : Merevisi Draf

1. Merevisi sistematika/struktur tulisan dan penyajian

2. Memeriksa gambaran besar dari naskah.

Langkah keempat : Menyunting naskah (KBBI dan PUEBI)

1. Ejaan

2. Tata bahasa

3. Diksi

4. Data dan fakta

5. Legalitas dan norma


Tanya Jawab 

1. Ketika kita menulis jurnal ataupun karya tulis apakah berpedoman pada anatomi buku non fiksi, jikalau iya, berarti buku non fiksi juga termasuk jurnal, atau bagaimana bu, mohon pencerahannya.

J : Kalau jurnal dan karya tulis ilmiah pasti memiliki struktur tersendiri. Kalau buku nonfiksi berbeda dengan jurnal. Jadi anatominya tidak sama.

2. dalam menulis sebuah buku nonfiksi, berapa jumlah minimal halaman agar dapat dikatakan layak?

J : Tidak ada batasan halaman. Yang penting menulis menulis da menulis. Karena asyik bisa sampai 200 halaman.


"Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, 
ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. 
Menulis adalah bekerja untuk keabadian."
~Pramoedya Ananta Toer~


JIka kau bukan anak raja, juga bukab anak ulama besar, maka menulislah!
~Imam Al-Ghazali~


Terimakasih kepada ibu narasumber yang telah memberikan materinya, semoga bermanfaat untuk kita semua.

Wassalamu'alaikum wr.wb.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

LKPD GELOMBANG BERJALAN DAN STASIONER FISIKA KELAS XI

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1

MENULISLAH SETIAP HARI