KBMN PGRI 31, Pertemuan ke-13
Nara Sumber : Susanto, S.Pd
Assalamu'alakum Wr.Wb.
Salam Literasi Sahabat Nusantara.
Kegiatan KBMN PGRI 31 hari ini dengan materi " Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan". Bersama nara sumber Bapak Susanto, S.Pd. dan Moderator Bapak Edmu Yuflizar Abdan Syakura, Gr.,M.Pd.
Pernahkan membaca sebuah karya tulis kemudian merasa kurang sreg, kurang pas?
Mungkin karena banyak tulisan yang typo, atau banyak yang salah ejaan, huruf kapital kurang pas atau tanda baca yang salah rumah.
Hummmm jadi gemesss deh bacanya.
Nah itulah perlunya proofreading. Apa itu proofreading?
Mengapa perlu ada proofreading?
Tekniknya bagaimana ya?
Waaah banyak sekali pertanyaannya?
Daripada pusing tujuh keliling yuuuuk masuk kelas malam ini.
Mari kita cermati tulisan awal Bu Ovi sebelum memulai acara kita malam hari ini.
Dahulu kala selama ratusan tahun Indonesia dijajah oleh Portugis, Belanda dan Jepang, hingga dengan kegigihan para pahlawan perjuangan, serta seluruh masyarakat Indonesia dan tidak lupa dengan doa.
Menurut Bapak dan Ibu, apakah tulisan tersebut merupakan kalimat yang lengkap? Katakanlah, apakah sudah ”selesai”?
Saya tidak mengatakan salah tetapi rangkaian kata yang panjang dan diakhiri tanda titik itu belum selesai karena unsur utama kalimat tidak ada.
Mengapa? Belum selesai karena tidak ada subyeknya.
Materi malam ini dalam rangka membuat tulisan menjadi makin baik dan benar, enak dibaca, dan mudah dipahami.
Sebelum melangkah lebih lanjut, mungkin perlu dan harus saya sampaikan bahwa saya sebenanrnya bukan proofreader profesional atau editor profesional. Kebiasaan mengoreksi tulisan di grup (Gel. 15 – 20-an) saya diminta Bunda Ratu Antologi KBMN (YTTA), Bu Aam, dll., diminta menjadi proofreader calon buku mereka.
SEBAGAI CONTOH :
Saya mengambil gambar tangkapan layar percakapan Bu Ovi dengan Pak Asep.
Jika membaca tulisan bu Ovi, siapa yang gak boleh protes saya betulkan, yang di gambar keliru.
Ada tanda titik sebelum dialog tag (heheh ini materi cerpennya Mazmo)
Nunggu bu Ovi yang menjawab karena hanya bu Ovi yang tahu maksud tulisan yang ia tulis itu
Ibu dan Bapak, berkaca dari jawaban di atas, ternyata tulisan yang kita Tulisa bisa dipahami secara berbeda oleh pembacanya.
*tulis
Di sinilah peran proofreader untuk meluruskan agar tulisan dipahami oleh pembaca percis seperti yang dikehendaki pembaca.
Kubaca
kubaca
kubaca, teriakkan, "Raja...!", terimanya"
Ibu Bapak, saya kira itu dulu materi dari saya. Masih jauh dari lengkap, namun semoga memberi gambaran tentang fungsi proofreading sebelum menerbitkan tulisan, terutama tulisan yang akan dikonsumsi orang banyak. Semakin Anda KERAS dan KETAT mengedit Insya Allaah tulisan makin bagus dan bisa menjadi bahan belajar pembaca. Semakin Anda LEMAH dan berprinsip "ah, pembaca ntar juga maklum maksudnya apa" Insya Allaah tulisan yang dihasilkan tidak sebagus yang diedit dengan cermat. Salaam!
TANYA JAWAB
P1
Selamat malam Pak DSus dan pak edmun, izin bertanya, Sim Chung Wei. ntuk kalimat ini : 4. Uap air mengembun menjadi titik air atau partikel es yang sangat kecil karena bertemu suhu yang dingin, disebut … . jika saya ingin mengunci jawabanya menjadi awan, apa yang perlu diperbaiki?
Itu kan kebanyakan kaan menjawab kondensasi, jika saya ingin jawaban benarnya awan, maka kalimat tanyanya sebaiknya spt apa?
J1. Awan terbentuk dari kumpulan partikel air atau es yang sangat kecil, melayang-layang di atmosfer. Partikel-partikel ini berasal dari uap air yang mengalami proses kondensasi.
P2
Ibu Umi Kulsum
Selamat malam Bapak Narasumber hebat luar biasa, dan bapak moderator yang keren. Malam ini materi yang sangat menginspirasi. Sy mau tanya. Bagaimana cara melakukan proofreading yang paling efektif?
J2. Silakan gulung ke atas percakapan WA di grup ini, cara yang paling efektif begini:
1. Menetralkan perasaan terhadap tulisan sendiri, diamkan naskah beberapa waktu. Agar kita terbebas dari asumsi dan merasa tulisan sudah baik dan benar.
2. Membaca dulu seluruh naskah yang sudah ditulis sebelum mengedit agar tidak salah asumsi.
3. Memeriksa saltik (typo), istilah, EYD, struktur, kelogisan.
4. Membaca dengan bersuara. Jika terdengar enak dan mengalir tanda tulisan kita mendekati baik.
P3
Tiarma _Depok
Benar sekali Bapak, terkadang ketika menulis fiksi, saya sangat bebas melanggar terkait kaidah kebahasaan.
1. Menurut Bapak, apa saja atau bagaimana cara kita mengetahui bahwa tulisan kita itu salah, adakah referensi yg bisa kita baca terkait penggunaan bahasa atau tanda baca tersebut?
2. Dalam menulis cerpen, terkadang menggunakan tanda baca (?????) lebih dari satu.. Apakah ini salah juga pk?
J3. No. 1 Banyak bu di aplikasi web.
Atau ikuti materi dari Pak Momo/Mazmo/Sudomo
Materinya (ketika saya peserta Gel. 15) sdh saya rangkum di sini dan di sini:
https://blogsusanto.com/belajar-langsung-praktik-menulis-cerpen-bagian-3-narasi-dan-dialog/
https://blogsusanto.com/petikan-langsung-dan-dialog-tag-menyunting-cerpen/
J3. No.2 Ada yang membolehkan, ada yang tidak. Yang membolehkan beralasan agar terkesan rasa herannya atau rasa ingin tahunya sangat tinggi. Yang tidak membolehkan beralasan, secara aturan satu tanda tanya sudah cukup. Saya pilih yang satu saja. Untuk menunjukkan rasa heran yang amat sangat disertai kalimat berikutnya.
P4
Nama : Ari Rahmawati
Asal sekolah : SD Negeri 2 Tanggeran
Pertanyaan: Langkah awal apa yang harus saya lakukan untuk menghasilkan kualitas menulis yang bagus, sedangkan saya baru mulai belajar menulis. Untuk memikirkan ide saja terkadang masih kesulitan.
J4. Ikuti saran Omjay: menulis, menulis, menulis
Belajar dari tulisan yang ditulis.
Membaca tulisan teman atau penulis kawakan melalui buku-bukunya atau tulisannya di website.
P5
Ijin bertanya Pak Susanto,
Saya Dina Bengkulu,
Biasanya saya self editing menggunakan google doc untuk menemukan ejaan yang baku, karena eyd saya masih minimalis. Namun saya kesulitan ketika self editing tanda baca.
Pertanyaan saya, apakah ada tools lain yang bisa digunakan untuk self editing?
Terimakasih Bapak Susanto dan Pak Edmu..
J5, JANGAN percaya sepenuhnya dengan GOOGLE DOC
Tool (dalam arti sebenarnya):
https://kbbi.kemdikbud.go.id/
https://ejaan.kemdikbud.go.id/
setiap saya ngisi materi ini selalu saya bagikan. Karena lebih praktis ketimbang membaca uraian pada buku atau laman yang saya bagikan di atas
Satu slide ini saja langsung mengingatkan kita "Tuh, dalam judul yang pakai huruf kecil yang berwarna kuning."
ool dalam arti "mesin" atau aplikasi, saya belum punya atau belum tahu
P7
.
Saya Rosjida, peserta KBMN ingin bertanya
Jika kita cermati dalam PUEBI penulisan kata sholat yang benar adalah salat.
Kata "salat" jauh dari pengucapan dari kata asal berbahasa Arab yaitu sholat. Bagaimana dengan hal ini pak DSus? Mohon penjelasannya.
Terima kasih pak DSus dan pak ketua kelas Edmu
J7
Tinggalkan PUEBI karena sekarang menggunakan EYD V, yang menuliskan sholat dengan salat.
Ya, inilah bahasa Indonesia dan bukan bahasa Arab. Kita taat dengan aturan bahasa sendiri (Bahasa Indonesia).
Ada dialek di daerah tertentu yang tidak mengucapkan sholat tetapi salat dan yang diamskud adalah sholat.
Mari nanti kita belajar kebali pedoman pembentukan istilah.
Alhamdulilah kita sudah berada dipenghujung kegiatan malam hari ini,Semoga materi yang kita dapatkan menjadi ilmu yang bermanfaat.🤲🤲 Sebelum itu..Ada titipan artikel dari bunda Ovi untuk pembelajaran kali ini yang bisa dipelajari bersama.
https://www.kompasiana.com/mawarsofia8785/665a94be34777c12f7367a82/kkn-bermula-luka-dan-cinta-menyapa
Terimakasih untuk narasumber kita atas materi yang telah di berikan, Sangat bermanfaat untuk kita.
Wassalamu'alaikum Wr.Wb.
Lengkap lengkip
BalasHapusIya, lengkap bu... Semangat terus bu Eka... :)
BalasHapus