Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1
Assalamu’alaikum Warohmatullahi
Wabarokatuh
Salam Guru Penggerak
Pada kesempatan ini saya akan
memaparkan hasil tugas 1.1.j. Koneksi
Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1.
FILOSOFI PENDIDIKAN
KI HADJAR DEWANTARA
TUJUAN PENDIDIKAN
Menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar
mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya
sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat
3 Pokok Dasar Pemikiran Ki Hadjar Dewantara dalam Pendidikan
1. Pembelajaran yang
berorientasi pada murid .
Proses pembelajaran yang mendorong dan mengembangkan
keaktifan murid dalam pemahaman konsep maupun teori melalui berbagai aktivitas
pengalaman pada berbagai lingkungan belajar, yaitu lingkungan di dalam sekolah
dan di luar sekolah.
2. Pendidik menuntun
kodrat anak
Kodrat alam bahwa setiap anak sudah membawa sifat
atau karakternya masing-masing sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan isi dan
irama, sebagai guru harus membekali keterampilan kepada siswa sesuai zamannya
agar mereka bisa hidup, berkarya dan menyesuaikan diri.
3. Trilogi
Pendidikan
1.
Ing Ngarso sung Tulodho
(di depan menjadi teladan),
2.
Ing Madya Mangun Karsa (di tengah membangun
motivasi),
3.
tut wuri handayani (di belakang memberi
dorongan)
PERTANYAAN
PEMANTIK DALAM MEMBUAT KESIMPULAN DAN REFLEKSI
TERHADAP
PEMIKIRAN-PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA
1. Apa yang Anda percaya
tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum Anda mempelajari modul
1.1?
Sebelum
mempelajari modul 1.1 Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional, yang intinya menjabarkan
tentang pemikiran Ki Hajar Dewantara. Pembelajaran yang saya lakukan adalah masih berpusat guru
(Teacher Center). Murid datang ke sekolah untuk belajar dari guru. Guru
berperan sebagai sumber utama pengetahuan di kelas. Pembelajaran berfokus pada
penyampaian materi pelajaran oleh guru saja. Saya hanya melakukan transfer
materi pembelajaran karena menganggap lebih penting untuk menuntaskan
pembelajaran dengan memberikan materi pelajaran kepada siswa. Murid diharapkan
mendengarkan, mencatat, dan mengingat apa yang diajarkan dan kurang memahami
karakteristik siswa di kelas saya. Keberhasilan pembelajaran diukur melalui tes
dan ujian. Saya biasanya hanya melihat dari nilai murid pada aspek kognitif
saja, yaitu saat mereka mengerjakan tugas
soal latihan, PR atau penilaian harian.
Ataupun dari aspek psikomotorik dari hasil kegiatan praktikum dan laporan hasil
praktikum. jika nilai murid sudah mencapai KKM dinyatakan bahwa pembelajaran
sudah berhasil begitu sebaliknya. Untuk
meningkatkan hasil belajar siswa yang rendah saya hanya melakukan dengan
kegiatan remidial. Pada proses pembelajaran saya masih menggunakan
metode ceramah, demonstrasi, memberikan contoh soal kemudian mengerjakan
latihan soal. Siswa di tuntut untuk mengikuti arahan yang saya berikan untuk
dapat mencapai kompetensi capaian pembelajaran. Saya
mengamati ketika dalam diskusi kelompok proses berlangsung tidak semua siswa
aktif, juga pada saat dalam presentasi
dan Tanya jawab. Sehingga hanya sebagian siswa saja yang aktif, dan siswa
lainnya menunjukkan sikap pasif. Bila siswa tidak mengikuti arahan, saya
akan marah dan memberikan hukuman karena tidak mengerjakan tugasnya. Hal ini
menyebabkan siswa merasa tertekan dan bisa berakibat penanaman nilai-nilai
karakter pada siswa tidak akan tercapai. Sehingga saya kadang mengeluh karena
ada siswa yang tidak tuntas setelah melakukan evaluasi. Hal ini saya sadari
bahwa saya salah, dan apa yang telah saya lakukan jauh dari pemikiran ki Hajar
Dewantara bahwa seorang guru harus melakukan pembelajaran yang berpusat pada siswa,
yaitu pendidikan yang memerdekakan dan menghamba pada anak. Membuat siswa nyaman
dan senang untuk belajar, menanamkan budi pekerti, dan menggunakan metode
pembelajaran yang berpihak pada siswa.
2. Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku Anda setelah mempelajari modul ini?
Setelah saya mempelajari modul ini, saya baru memahami filosofi pendidikan KHD, dimana menurut beliau bahwa tujuan pendidikan adalah menuntun segala kodrat yang ada pada anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.
Dalam proses “menuntun”, anak diberi kebebasan, namun
pendidik harus bisa menjadi “pamong” dalam memberi tuntunan dan arahan agar
anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Seorang “Pamong” dapat
memberikan “tuntunan” agar anak dapat menemukan kemerdekaannya dalam belajar.
Anak juga secara sadar memahami bahwa kemerdekaan dirinya juga mempengaruhi
kemerdekaan anak lainnya. Oleh sebab itu tuntunan seorang guru mampu mengelola
dirinya untuk hidup bersama dengan orang lain (menjadi manusia dan anggota
masyarakat)
Maka dari
itu, seorang pendidik mulai menganalisis kebutuhan anak, bagaimana karakternya,
latar belakang anak seperti apa (asal usulnya dari mana). Kita hanya bisa menuntunnya berdasarkan kodrat alam
yang sudah ada pada anak, supaya kekuatan kodrat yang ada pada anak dapat memperbaiki
lakunya (bukan dasarnya). Memerdekakan siswa artinya kita sebagai pendidik hanya
bisa menuntun anak supaya bisa mandiri, tidak bergantung pada orang lain dan si
anak mampu bersandar pada kekuatannya sendiri. bertumbuh kembang menurut kodratnya secara lahiriah
dan batiniah. Semua
anak memiliki keunikannya masing-masing, proses pembelajaran yang dapat
mengakomodir kebutuhan belajar murid akan menciptakan pembelajaran yang lebih
bermakna.
Jika dilihat dari kodrat zaman, pendidikan saat ini
menekankan pada kemampuan anak untuk memiliki keterampilan Abad ke-21, guru harus terus berinovasi dan berimprovisasi
sesuai dengan perkembangan teknologi yang ada. Jika teknologi adalah kunci
utama untuk anak bisa bersaing di dunia kerja, maka guru harus bisa
meningkatkan kompetensi itu supaya kita bisa menuntun siswa ke arah sesuai kodrat
zamannya. Sedangkan dalam memaknai kodrat alam maka pendidikan harus
disesuaikan dengan konteks lokal sosial budaya siswa , Siswa di Sumatera tentu
memliliki karakteristik yang berbeda dengan siswa di Jawa atau pun di Papua.
Pendidikan harus berorientasi pada siswa sehingga pendidikan harus berhamba (melayani
dengan sepenuh hati) pada anak.
3. Apa yang dapat segera Anda terapkan lebih baik agar
kelas Anda mencerminkan pemikiran KHD?
Hal yang dapat segera saya terapkan dalam pembelajaran di kelas adalah :
- Menyadari bahwa setiap siswa adalah individu yang unik dan istimewa. Mereka mempunyai potensi, bakat, minat dan kepribadian yang berbeda-beda. Oleh karena itu, perlu adanya kemampuan untuk mengenali keunikan tersebut sebelum melaksanakan proses pembelajaran di kelas.
- Menggunakan metode student center untuk melibatkan siswa dan menjadikan pembelajaran menjadi interaktif dan menyenangkan. Pembelajaran yang berlangsung di kelas harus berpusat dan berpihak pada siswa.
- Pembelajaran abad 21 akan saya terapkan sejalan dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara yaitu berpikir kritis, komunikasi kreatif dan kolaborasi, dengan tetap berpegang pada konsep pembebasan anak.
- Belajar bukan lagi tentang menuntut, tetapi menuntun, karena tugas guru adalah memberikan bimbingan yang tepat kepada siswa, serta berusaha menjadi teladan dalam perkataan dan tindakan.
- Berikutnya, saya perlu menjalin komunikasi yang baik secara personal untuk mengetahui kepribadian serta latar belakang siswa.
- Slogan KHD antara lain Ing Ngarso Sun Tulod (Guru harus memberi contoh yang baik), Ing Majo Mangun Karso (Guru harus memberi semangat kepada siswa), Tut Uri Handayani (Guru harus Sebagai seorang guru, saya berusaha memahami arti menyemangati siswa dan menjadikan mereka mandiri.
- Memilih media pembelajaran yang beragam dan selalu menyampaikan nilai-nilai moral dalam setiap kegiatan pembelajaran, kami membuat pembelajaran menjadi menyenangkan dan membantu siswa memperoleh tidak hanya kemampuan intelektual tetapi juga sosial emosional di masa depan.
- Membantu mereka menjadi teladan dalam menumbuhkan nilai-nilai karakter dalam tindakan dan perkataannya, dan kami akan memantapkan upaya mereka untuk selalu mengamalkan kebiasaan 5S (tersenyum, menyapa, menyapa, sopan santun, dan santun) dalam kehidupan sehari-hari.
- Menjadi guru yang berkepribadian baik, Karena sebagi pendidik apa yang kita lakukan akan menjadi contoh bagi mereka dan menirunya, sehingga mereka akan menjadi siswa yang lebih baik.
- Saya perlu menjadi seorang guru yang dapat mengajar murid-murid saya dengan lebih sabar dan ikhlas serta memberikan pelayanan yang terbaik.
- Daripada memberikan peringatan atau sanksi yang keras, cobalah merespons siswa dengan cara yang menciptakan rasa tenang, bukan rasa takut. Karena guru yang baik adalah guru yang disukai, disegani, dan disegani, bukan guru yang ditakuti.
Demikianlah yang dapat saya paparkan, semoga bermanfaat.
Wassalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.
Secara keseluruhan sudah sangat bagus, dpat menginspirasi.. lanjutkan buk Eka
BalasHapusGuru hebat.. karyanya keren selalu menginspirasi.. semangat ibu Eka untuk terus berkarya
BalasHapusinformasinya yang disampaikan sudah jelas sekali bu Eka. Tetap semangat untuk berbagi. Mari bergerak, tergerak dan menggerakkan
BalasHapusMateri yg disampaikan SDH sesuai dgn pemikiran KHD, keren Bu eka
BalasHapusMateri yang disampaikan sangat inspiratif dan bagus Bu Eka👍👍
BalasHapusTerimakasih
Hapus