Mengatasi Writer's Block

 



KBMN PGRI 31, Pertemuan ke-23

Nara Sumber : Ditta Widya Utami, S.Pd.Gr


Assalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Salam Literasi Sahabat Nusantara.

Kegiatan KBMN PGRI 31 hari ini dengan materi " Mengatasi Writer's Block ". Bersama nara sumber Ibu Ditta Widya Utami, S.Pd.Gr. dan Moderator Bapak  Bapak Edmu Yulizar Abdan Syakura,Gr.M.Pd.

Seperti halnya langit, kadang bersinar cerah, tapi acapkali pula tiba-tiba gelap tertutup awan. 

Begitu pula perjalanan kita dalam berkarya dan menulis.Mulai dari masalah kesibukan, mood swing, hingga kendala lainnya yang membuat kita stuck dan jalan di tempat.

Naah sobat, saat  sedang menulis, pernahkah Anda mengalami hal seperti ini. 

"Aduuh, bingung mau nulis apa lagi". *ATAU* 

"Kok ga ada ide yaa, lagi buntu". 

Awas jangan-jangan Anda telah tertular virus menular. *_Waaah ga bahaya taa_*🀭

Wah wah virus opo to iku??? 


Yup *WRITERS BLOCK*

Hmmmm jadi pinisirin deh, virus apa itu. 

Mau tahu virus apa itu, cara menanggulanginya, ciri-cirinya, dan trik untuk menghindarinya. 

Yuuuk, masuk kelas malam ini. Jangan sampai menyesal yaaa. ... πŸ˜‰πŸ˜‰πŸ˜‰

Assalamu'alaikum, 

Selamat malam, 

Salam dan bahagia Ibu Bapak hebat πŸ˜ŠπŸ™πŸ»

Perkenalkan saya Ditta Widya Utami, seorang guru dari Subang, Jawa Barat sekaligus alumni KBMN Angkatan 7 😊 

Nah, seperti yg Pak Edmu katakan d awal, insya Allah malam ini akan ada aktivitas yg interaktif ya Ibu Bapak.

Nah, mari kita awali dengan kembali ke masa kecil atau masa remaja kita 😊

Silahkan di isi ya..

Baik, sambil dilanjut yaa karena sudah ada beberapa yg menjawab pertanyaan pertama.



Wah jawabannya sangat beragam ternyata 🀩

Baik, terima kasih Ibu Bapak telah berpartisipasi. Nanti interaksinya kita lanjutkan lagi yaa ...
Ibu Bapak, kita mungkin bisa sepakat bahwa "menulis" itu adalah kata kerja. Oleh karena itu, menulis itu ya harus dilakukan agar ia menjadi bermakna

Namun, sebagaimana pengantar dalam flyer hari ini. Terkadang, kita berada di titik yang seolah kehilangan ide.
Merasa bahwa produktivitas kita dalam menulis berkurang. Melambat.

Nah, kalau sudah seperti itu jangan jangan kita terserang WB nih, alias _writer's block_.
Meski istilah ini sudah muncul di tahun 1940-an (dikenalkan pertama kali oleh Edmund Bergler, psikoanalis Amerika), nyatanya banyak penulis masa kini yang juga masih terserang WB.

Secara sederhana WB bisa dimaknai sebagai keadaan saat penulis kehilangan kemampuan menulis atau tidak menemukan gagasan baru untuk tulisannya (Wikipedia).
Parahnya, tak hanya hitungan detik, menit atau jam, WB ini bisa melekat berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan bisa jadi tahunan.

Wahhh
Kalau sudah seperti ini apa yang harus dilakukan?

Sederhana Ibu Bapak, ibarat sedang sakit. Agar bisa diobati dengan tepat, maka harus dikenali dulu penyebabnya.

WB yang menyerang seseorang faktornya bisa beragam.

Nah, skg mari kita analisis lagi bersama-sama ...


Silakan bisa pilih beberapa sesuai pengalaman masing-masing ya πŸ™πŸ»

Wah jawabannya sudah banyak dan beragam lagi 😊 

Nah Ibu Bapak, dari jawaban Ibu Bapak sudah tampak bahwa yg menyebabkan WB sangat sangat beragam. 

Beda penyebab tentu beda pula cara menanganinya.

Berita bagusnya, jika Ibu Bapak sudah mampu menemukenali masalah yang menyebabkan Ibu Bapak kemungkinan terserang WB, maka sesungguhnya Ibu dan Bapak juga sudah memegang obatnya πŸ©ΊπŸ’ŠπŸ©»πŸ©ΉπŸ’‰J

Jika saya tanya kembali, bagaimana cara Ibu dan Bapak agar bisa kembali aktif menulis jika sedang berada di kondisi seperti pertanyaan sebelumnya, saya yakin Ibu dan Bapak pasti punya jawaban yg beragam juga 😊

Bagi yg lelah fisik, misalnya, mungkin Ibu dan Bapak memilih rehat sejenak, healing terlebih dahulu, melakukan mindfullness, atau aktivitas lain yg bisa membantu Ibu Bapak lebih "segar" sehingga siap untuk kembali menulis.

Bagi Ibu Bapak yg belum ada ide, bisa jadi Ibu Bapak memilih pergi ke perpus, membaca artikel/buku, atau melakukan hal lain yg bisa memancing ide menulis keluar.

Ibu Bapak yg merasa tulisan belum sempurna, bisa jadi meminta teman dekat untuk mengoreksi terlebih dahulu. Meminta masukan sehingga Ibu Bapak bisa melakukan revisi dan akhirnya menerbitkan tulisan.

Bagi yang sedang sibuk, Ibu Bapak mungkin akan mencari gold time-nya menulis dan meluangkan waktu walau sejenak untuk tetap menulis.

Nah kalau ini sudah ada contoh nyatanya ya, seperti Omjay yg sibuknya luar biasa tapi bisa menulis setiap hari.

Atau seperti Prof. Ngainun Naim (Ibu Bapak yg ikut jumpa penulis di Bdg kmrn mungkin masih ingat ceritanya) dimana beliau selalu menyempatkan menulis, bahkan jika sangat sibuk, setidaknya 3 paragraf tetap beliau lakukan aktivitas menulisnya.

Yang sedang g mood untuk nulis, bisa jadi mencari moodbooster dulu 😁

Kalau Ibu Ibu seperti saya sih diajak jalan keliling desa bareng suami dan anak juga udah cukup jd moodbooster 😁

Dan tentunya maaaasih banyak solusi lain untuk setiap permasalahan WB kita masing-masing.

Nah berikutnya kita akan interaksi lagi ya Ibu Bapak. Saya akan berikan tantangan menulis untuk Ibu Bapak 😁😁😁

Kita buktikan bahwa malam ini kita bisa melawan WB πŸ”₯πŸ”₯πŸ”₯

Pak Edmu nanti tolong bantu buka grup setelah saya sampaikan tantangan ya πŸ˜„πŸ™πŸ»

*TANTANGAN #1*

Lihat sekeliling Ibu dan Bapak. Carilah sebuah benda berwarna hitam, lalu buat 1 kalimat dg benda tersebut. Waktunya 2 menit dari sekarang.

(ARI)

Benda yang ada tepat di depanku berwarna hitam, bentuknya kotak, bisa menyala, tapi saat ini ketika aku melihatnya, tiba-tiba kepalaku mendadak pusing, cenut-cenut karena terbayang berapa banyaknya yang harus aku lakukan dengannya. Oh leptopku, aku pusing karenamu, tapi aku masih butuh kamu.

(Tiarma)

Earphone memiliki banyak fungsi bagiku saat ini, baik untuk bekerja maupun alat untuk mendengar musik maupun drakor kesukaan.

(Latifah)

Sepatuku sudah tak hitam lagi. Cuma warna abu abu yang tertera di sepatuku. Sehingga aku malu sekali memakainya.

(Cicih)

Sepasang sepatu buat sekolah warnanya hitam. Sepatu ini merupakan salah satu bagian dari peraturan di sekolah dan harus ditaati, jika tidak memakai sepatu hitam dikenakan sanksi. Oleh karena itu, sepatu warna hitam selalu aku pakai ke sekolah.


*TANTANGAN #2*

Buatlah 2 kalimat dengan diawali:
Saat ini ... 
Aku ingin ...

Ayok lanjuuuut ke tantangan kedua ya Ibu Bapak 😁😁😁😎😎😎

(Asep)

Di depanku ada barang berwana hitam, bentuknya empat persegi panjang, terbuat dari kaca, berukuran tinggi 1,8 m lebarnya1,1 meter dan tebalnya 75 cm. Benda ini memiliki pintu di bagian depan dan ada kuncinya. Biasanya benda ini dipakai tempat untuk menyimpan pakaian. Benda itu disebut *lemari*

(Latifah)

Saat ini aku berambisi untuk bisa sekedar menulis setiap hari.
Knp aku mau bisa menulis. Karena ni pula aku ingin bercita cita menjdi Profesor.

(Antoro)

Saat ini aku sedang mengikuti kelas belajar menulis, aku ingin menjadi penulis yang hebat seperti OmJay


*TANTANGAN #3*

Buatlah 1 paragraf berdasarkan gambar ini.

(RA)

Jepit jemuran warna-warni selalu membantuku tiap pagi menjaga baju-baju agar tidak berjatuhan tertiup angin kencang. Jemuran menjadi indah warna-warni meliuk-liuk bagai menari-nari

(Markus)

Tampak di depan mataku beberapa warna jepit jemuran pakaian. Ada warna merah, biru, kuning, dan hijau. Jepitan ini mengingatkan aku ketika masih tinggal di asrama. Alat ini aku pakai untuk menjepit pakaian agar tidak jatuh pada saat sudah kering. Itulah manfaat jepitan jemuran pakaian seperti pada gambar di depanku.


Nah, terima kasih Ibu Bapak hebat telah berpartisipasi melawan WB bersama πŸ’ͺ🏻😎

Simulasi hari ini, semoga bisa membantu Ibu Bapak jika di kemudian hari kembali terserang aat itu terjadi, kita bisa melihat sekeliling sejenak, fokus di satu benda, lalu menjadikannya sebuah tulisan.

Lihatlah bahkan ketika saya meminta 1 kalimat di tantangan pertama, ada di antara Ibu Bapak yang membuat kalimat lebih banyak/panjang 😊

Kita juga bisa sejenak bertanya pada diri, apa yang saat ini terjadi? Apa yang kita inginkan? Saat buntu tak tahu harus menulis apa, curhat saja dulu lewat tulisan.

Atau kita bisa kembali menajamkan indera kita, melihat hal-hal sederhana seperti jepit jemuran yang bisa jadi ada di setiap rumah namun ternyata bisa menjadi ide tulisan. Bahkan hasil tulisannya ada yang kreatif dan membuat saya pun tersenyum 😊😊😊

Hal yang paling penting bagi kita sebagai penulis adalah ... niat.

Saat memutuskan ingin menjadi penulis, sungguh kita harus sudah siap untuk konsisten (meluangkan waktu untuk menulis sesuai kesanggupan masing-masing). 

Siap untuk belajar dan dikritik (karena karya kita bisa jadi buah bibir orang lain, mendapat kritikan, masukan/saran dll yang mendorong kita untuk terus belajar dan belajar lagi ilmu kepenulisan dll).

Menjadi penulis juga harus siap ditolak. Ditolak penerbit, ditolak panitia lomba/seleksi, ditolak redaksi, dll.

Dan tentu saja, menjadi penulis harus siap untuk menjadi unik, karena tak kan ada Ahmad Tohari kedua. Tak kan ada Andrea Hirata kedua. Tak kan ada Omjay kedua. Masing-masing memiliki keunikan. Kita pun pasti punya.

Jadi, tetap semangat Ibu Bapak hebat πŸ˜ŠπŸ‘πŸ»πŸ‘πŸ»πŸ‘πŸ»


TANYA JAWAB 


Aslmkm. Pak edmu, saya ari rahmawati, dari kebumen, tidak akan bertanya,, hanya mau menyampaikan, bahwa saya sering WB, melalui kegiatan belajar menulis kali ini mata, hati dan batin saya terbuka karena penjelasan serta chalence dari bu Dita yang sangat luar biasa. 

Terima kasih Bu Dita, Pak edmu

You are very amazingπŸ‘πŸΏπŸ«°πŸΎ

P1.

Assalamualaikum, Mas edmu, sang momod yg keren, mohon izin bertanya, saya Antoro dari Jakarta Timur, Bertanya untuk mbak Ditta, narsum yg cuantik dan unik karya-karyanya, pertanyaan saya, yang saya alami jika sudah menulis rasanya lupa waktu, untuk berhenti rasa sayang dan tanggung karena sedang enak-enaknya lancar menuangkan ide, jadi bablas terus saya menulis hingga selesai sampai tuntas dulu baru berhenti. Apakah tindakan saya seperti itu benar atau ada tips lain agar saat jeda menulis bisa dilanjutkan di lain waktu dengan ide yg seperti awal, artinya tdk cari2 ide lagi.

Jawab

Jika untuk tulisan pendek seperti puisi, cerpen, artikel, mungkin tak apa jika diteruskan dl. Namun, untuk beberapa jenis tulisan yang panjang seperti novel, atau butuh data penting seperti artikel ilmiah, buku dan semacamnya, kita perlu ingat juga bahwa tubuh kita bukan mesin.

Bisa jadi beberapa narsum sebelumnya ada yg sudah menyampaikan,  untuk kasus seperti Pak Antoro, kerangka tulisan bisa menjadi salah satu alternatif.

Ibarat sangkar, kerangka tulisan akan menjaga ide-ide kita. Sehingga meski dijeda, selama kita sudah tuangkan garis besarnya, insya Allah tdk akan kesulitan saat memulainya lagi.

Saya pernah ikut pelatihan berbayar dari penulis Dee Lestari, sekelas beliau pun saat akan membuat tulisan, akan membuat kerangka tulisan terlebih dahulu yang (pada video yg saya simak) besarnya sebesar papan tulis di sekolah 😁

Artinya, Dee menuangkan idenya dengan sangat detail dalam kerangka tulisan tersebut.

OiHasilnya? Ibu Bapak bisa baca sendiri karya beliau yg bahkan ada juga yg sudah difilmkan 😊

P2.

Assalamualaikum 

Saya Asep 

Banyuasin Sumsel 

WB itu virus tapi ada obatnya, obatnya ya ini dipaksa sama Neng Dita dari Subang. Tadinya saya tiduran kecapekan jadi bangun karena harus ngetik menulis tantangan. Inilah obat manjur virus WB. Hehehehe mm aaf kalau ngawur. Pertanyaan nya. Bagaimana trik praktis mengalahkan WB ?

Jawab

Wa alaikum salam 

Hehehehe, maksa jadinya ya Pak. Virus tapi tetap ada obatnya. Tapi benar kan ya? Tiap penyakit pasti ada obatnya 😁

Okee ibu Ditta..Materi malam ini sangat jelas dijabarkan dan mengandung semangat untuk bangkit dari WB bagi kita yang sedang menjalani dunia menulis..

Oleh karena itu kepada Ibu Ditta mungkin bisa menyampaikan kesimpulan emasnya pada materi kali ini?😊😊

Trik praktis? 

Kenali penyebab WB yang menyerang kita. Maka kita akan tahu solusinya.

Sebagai tindakan preventif, kita bisa meminta orang terdekat untuk membantu saat kita terserang WB. 

Misal, ingatkan keluarga untuk mengajak liburan kalau Pak Asep sedang jenuh menulis.

Ibu Bapak, terima kasih karena telah berpartisipasi dalam kelas malam ini 

Saya tetap senang berapa pun yg hadir saat ini πŸ₯° karena saya yakin, pada akhirnya Ibu Bapak akan mampu menyampaikannya pada yang lain 

Terima kasih juga atas TSO dan khususnya Pak Edmu yg telah memberi kesempatan pada saya untuk berbagi. 

Terakhir, izinkan saya mengutip kalimat A.S. Laksana (Kompas), bahwa "Menulis yang buruk (dan selesai), lebih baik daripada tulisan yang tidak selesai".Terima kasih Ibu Bapak hebat, mohon maaf bila ada yg kurang berkenan.

Demikianlah kegiatan KBMN kita malam ini, terimakasih untuk Nara sumber hebat kita yang telah memberikan materi nya. Semoga bermanfaat untuk kita semua.


Wassalamu'alaikum warahmatullahi Wabarokatuh 

Salam Literasi 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

LKPD GELOMBANG BERJALAN DAN STASIONER FISIKA KELAS XI

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1

MENULISLAH SETIAP HARI